Senin, 24 Juni 2013

Refleksi: This is my Puzzle!!


Waktu itu pukul 19.05
Sabtu, 9 Desember 2006
Aku masih duduk terdiam di ruang ICU Rs. Baptis.
Menunggu ayahku yang sedang terbaring lemah setelah operasi keduanya 2 minggu sebelumnya.
Beberapa menit setelah itu, dr.Rahayu Astuti Gunadi(dr.Ratih) menemui aku untuk membicarakan beberapa hal.. dan salah satu kalimat terakhir yang masih aku ingat adalah..
“.. penyakit ayahmu sudah menjalar sampai ke jantungnya. Kesempatan hidup ayahmu juga semakin kecil, kamu harus siap dengan kemungkinan terburuk yang akan terjadi..”
Kekacauan hati yang aku rasakan saat itu seakan-akan semakin membunuhku.
Sampai-sampai, aku tak bisa membendung air mata yang terus mengalir dari kedua mataku, sebelum akhirnya aku tidur terlelap diteras ICU.
Keesokan harinya, 10 Desember 2006, tepat pukul 04.55 dini hari
Aku dibangunkan saudaraku dan dia berkata, “Kamu dipanggil papa..”
Aku sudah mulai lega, karena ayahku sudah tidak bicara selama 3 hari sebelumnya.
Tapi ternyata tidak seperti yang aku bayangkan.
Saat aku membuka pintu ICU, aku sudah melihat beberapa orang perawat berusaha menyelamatkan nyawa ayahku.
Entah ayah masih mendengarkanku atau tidak, tapi yang aku ingat, aku menangis dan mengucapkan satu permohonan terakhir kepadanya, didekat telinganya,
“sampaikan salamku buat Tuhan Yesus ya pa..”
Akupun tak mengerti, justru saat pemakaman ayahku, tak ada air mata yang keluar dari mataku.. mungkin karena beberapa hal yang aku pikirkan saat itu......

“Kisah itu adalah salah satu puzzle yang Tuhan berikan buatku. Sebenarnya, yang jadi masalah buatku saat itu adalah, aku masih 5 bulan berada di SMP dan ayahku adalah seorang guru SMP yang pengalaman, ayahku juga pernah menjanjikan aku banyak hal, salah satunya adalah motor ‘cowok’ saat aku SMA nanti. Ditambah lagi, aku tidak akan bisa lagi studi tour ke luar kota bersama sekolah ayahku, dan.. ah.. masih banyak lagi. Parahnya lagi adalah, perlu waktu tiga tahun dalam memulihkan luka batinku dengan Tuhan saat itu.Akupun tak mengerti apa yang kalian pikirkan mengenai ini, tapi.. Bagaimana rasanya jika anugrah terbesar dan terpenting dalam hidupmu seperti orang tuamu diambil begitu saja oleh Tuhan? Bagaimana rasanya jika Tuhan mengambil semua harapan dan impian-impian duniamu?

Terkadang banyak hal yang tidak bisa kita pahami sepanjang kehidupan kita sampai detik ini, mungkin berupa berkat, atau mungkin ujian hidup yang begitu sulit buat kita. Banyak cara yang Tuhan lakukan dalam membentuk makna kehidupan kita. Tapi terkadang disisi lain, kita sudah berusaha melayani Tuhan, tapi Tuhan membalasnya dengan sesuatu yang diluar pemikiran kita(yang buruk:penderitaan). Penderitaan seakan-akan siap menarik kita jauh-jauh dari segala hal yang ingin kita dapatkan. Tak sedikit dari kita yang pada akhirnya justru meninggalkan imannya. Padahal tanpa kita sadari, sesuatu yang tidak menyenangkan itu merupakan salah satu potongan-potongan kecil puzzle yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Coba kita pikir lagi, mana mungkin ada potongan puzzle yang bentuk dan warnanya sama? Pasti semua potongannya berbeda ciri-cirinya, artinya Tuhan juga akan memberikan potongan yang berbeda dalam hidup kita, entah itu kebahagiaan atau penderitaan sekalipun.

“.. Enam tahun telah berlalu, dan aku sekarang telah menyadari bahwa Tuhan itu begitu luar biasa. Akupun tak mengerti, mengapa dulu ayahku sempat nglarang aku sekolah pendeta. Aku mungkin tidak akan bisa seperti sekarang ini jika Tuhan tak ambil ayahku saat itu...”

Mungkin hari-hari ini kalian mengalami banyak tekanan dan pergumulan hidup yang semakin membuat kalian mengeluh. Kalian merasa tidak terima dengan puzzlemu dan bahkan kalian ingin membuangnya jauh-jauh—atau jangan-jangan kalian sudah membuangnya? Hehe— But guys, do you know that God have something special for your future? Firman Tuhan jelas mengatakan, “RancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu”. Pembentukan Tuhan merupakan sesuatu yang bertahap dan butuh proses, Tuhan bisa aja beri kalian langsung satu puzzle utuh kalau Tuhan mau, tapi Tuhan ga mau hidup kalian berjalan dengan instant, Tuhan pengen anak-anakNya tegar dan tangguh. Yang harus kita lakukan saat ini adalah bersabar, berserah pada Tuhan, berpikir, dan kemudian bertindak sesuai tanggung jawab kita sebagai terang dan garam dunia.

So, mulai saat ini ketika kalian merasa udah lelah menjalani aktivitas atau keadaan yang menekan, coba gumulkan dan doakan kepada Tuhan. Ikut sertakan Tuhan dalam segala kegiatan dan keadaan kalian. Bersandarlah pada Tuhan, dan tetaplah bersukacita. Put your trust in God! Dan kalian akan rasakan betapa berharganya potongan-potongan puzzle yang kalian dapatkan dari Tuhan itu. Kalian akan terus diperbarui oleh Tuhan sepanjang hidupmu, kalian juga ga akan pernah letih berlari, dan pastinya kalian juga akan selalu mengucap syukur.

Dan yang terakhir, jangan lupa, Tuhan tidak akan berikan potongan puzzle keren selanjutnya kalau kalian belum siap menerimanya. Maka dari itu, jangan biarkan potongan-potongan ‘masa depan’mu itu tergeletak begitu saja, tapi taruhlah potongan puzzleitu dibingkai kehidupanmu, sehingga kamu akan tahu dan melihat janji Tuhan itu sungguh nyata dalam hidupmu. Mau hidup kalian jadi lebih baik? Bertahanlah dalam proses Tuhan, siapkan dirimu.. and let your dreams come true with your puzzle!!

Ulangan 7:9,“Ingatlah bahwa TUHAN Allahmu adalah satu-satunya Allah, dan Ia Allah yang setia. TUHAN memenuhi janji-Nya dan menunjukkan kasih-Nya yang tetap sampai seribu keturunan kepada orang yang mencintai Dia dan taat kepada perintah-perintah-Nya.”

Kamis, 13 Juni 2013

Artikelku: Kebanggaan semu dari dosa manusia


“Lebih dari emas..
Lebih dari permata..
Kau buatku berharga, dimata-Mu Yesus..”

Karna salib-Mu, kuhidup..
Karna salib-Mu, kumenang..
Engkau yang berkuasa.. sanggup..
Tuk melakukan mujizat-Mu dihidupku..”

Dua lirik lagu rohani diatas adalah salah satu yang aku senangi sampai saat ini..
Yang selalu menguatkan aku juga tentunya..

Mungkin banyak alasan mengapa aku menyukainya..
Tapi secara singkat, hal itu mengungkapkan kalau manusia itu lemah tak berdaya..
Sebenarnya manusia itu tak punya kekuatan apa-apa dan kuasa yang besar..
Manusia memiliki keterbatasan yang sangat banyak..
Sekalipun mereka bisa menjatuhkan dan menguasai satu sama lain, antar penguasa atau antar pemerintah atau apalah.
Mereka tetap tidak akan bisa menghindari kematian, ya kan?
Hal itu adalah bukti bahwa manusia sangat terbatas, tak tahu mana garis akhir hidupnya..
Dan juga tak tahu masa depannya..
Gitu kok masih ada yang menyombongkan dan membanggakan dirinya,
Prestasinya. Kekayaannya. Prestisnya. Sungguh tak tahu malu ya manusia itu.
Sebenarnya, tak ada yang bisa dibanggakan bahkan..
Atau mungkin.. manusia itu juga bisa dibilang.. hina..

Jikalau ada yang mengelak pernyataan ini.. hmm..
Berarti dia adalah orang yang paling suci di dunia ini..
Setiap manusia itu hina karena keberdosaannya.. kelemahannya.. keburukannya.. perbuatannya .. dan.. hmm.. mungkin semuanya.
Bayangin aja, mikir aneh-aneh atau niat buruk yang belum terjadi itu udah dianggap dosa..
Sangat sulit dan mustahil menurutku manusia modern saat ini luput dari yang namanya dosa..
Bahkan di tempat ibadah setiap agamapun, manusia juga masih berani berbuat dosa.
Haha. Payah.

Dengan kondisi yang seperti itu, manusia ingin mencari sesuatu yang lebih besar daripadanya..
manusia mencoba menemukan sesuatu yang tidak terbatas dan sifatnya mutlak.
Aku mau bertanya pada kalian, yang mana yang benar dari pernyataan ini,
Manusia menemukan agama melalui Tuhan, ataukah manusia menemukan Tuhan melalui agama?

Hmm.. sebenarnya pertanyaan ini dapat dijawab sekaligus tidak dapat dijawab oleh masing-masing agama didunia ini. Mengapa demikian?
Karena setiap agama mempunyai budaya dan konteksnya masing-masing.
Jika ada satu hal yang disakralkan dalam sebuah agama belum tentu agama yang lain juga mensakralkan hal itu.
Misal, saya pernah melihat sebuah gambar yang memperlihatkan sebuah ritual sebuah agama tertentu. Dalam gambar itu, terlihat beberapa orang ibu-ibu berpakaian adat menyunggi sebuah tempat berisi buah-buahan diatas kepalanya. Mereka membawanya dari rumah sampai ke tempat ibadah mereka buat dipersembahkan.
Orang lain yang tidak mengerti ritual agama tersebut mungkin akan berpandangan seperti ini,
“buat apa sih susah-susah dibawa, ditaruh keranjang dengan cara dibawa biasa aja kan bisa, gitu kan jadi pusing kepalanya..” atau mungkin ada yang lebih parah, “bu, minta buahnya satu dong bu, haus nih, kalau makan itu kan enak seger”
Untuk tanggapan yang kedua jangan dicontoh, ntar kamu malahan yang dipersembahin, bukan buahnya.
Padahal kan sebenarnya kan arti simbolik mereka adalah, mereka ingin mempersembahkan hasil panen terbaiknya, yang telah disucikan sebelumnya. Cara mereka membawa buah disunggi juga menyiratkan bahwa mereka begitu mengagungkan dan menghormati persembahan mereka.
Contoh lain juga misal, tentang makanan haram dan tidak haram, agama tertentu mengharamkan makanan tertentu, tetapi agama yang lain tidak. Karena memang dulunya, mereka mempunyai konteks agama tersendiri yang membuat mereka mengharamkan itu.
Atau mungkin, ini permasalahan yang lebih real(dalam agamaku tentunya). Apakah seorang pendeta itu harus selalu memakai jubah hitam dengan memakai toga dalam berkhotbah? Itu juga relatif dan pragmatis karena sikon dan konteks setiap tempat.
Tidak mungkin juga rasanya pendeta dipedalaman harus seperti itu, atau mungkin ada beberapa pendeta yang sangat nyentrik karena budaya yang mempengaruhinya. Saya pun pernah mendapati seorang pendeta nyentrik di Jogja, tempat kuliah sekaligus pelayanan saya. Dia berkhotbah tetap memakai kemeja hitam khas pendeta, tetapi dengan memakai sebuah blangkon khas Jogja dikepalanya. Kontekstualisasi kebudayaan yang unik bukan?

Pencarian akan adanya Tuhan tersebut seringkali mengalami kesulitan karena keterbatasan manusia itu tadi. Pada akhirnya, orang-orang atheis akan menggoncang iman kita kaum agamawan.
Disinilah sebenarnya iman kita diuji.
Dalam pikiran dan pengalaman pribadiku, Tuhan memperlihatkan dirinya melalui alam semesta dan kejadian-kejadian ajaib dalam hidup manusia. Terkadang tak dapat dipungkiri bahwa ada kejadian irrasional yang tak mungkin terjadi dan yang tak bisa manusia lakukan.
Manusia sering menyebutnya dengan kata “Mujizat.”
Mujizat bagiku adalah sebuah anugrah yang luar biasa.
Karena aku berpikir, dalam ketidak berdayaanku, Tuhan masih memperdulikan aku.
Dan dengan anugerah melalui mujizat itu, seakan-akan Tuhan telah melayakkan  manusia untuk menerima semua ‘penghargaan’ itu. Sekalipun mungkin saja manusia itu akan kembali ke dosa lamanya.
Akupun bersyukur, Tuhan telah melayakkan aku melalui Tuhan Yesus Kristus, sosok yang menjadi anugrah terbesar dalam hidupku.
Tuhan membuat hidupku semakin berwarna. Tuhan bahkan membuat kenyamanan dalam  kesedihan dan kesesakanku.
Tuhan juga membuat imanku terjaga karena perbuatan-perbuatan mujizat-Nya.
Tuhan sangat percaya pada kita ketika kita juga mempercayai-Nya.

Mungkin banyak pertanyaan kita tentang sosok Tuhan.
Tapi inilah Tuhan dalam kekudusan-Nya, sehingga ‘dosa’ tak dapat melihat-Nya sedikitpun.
Tuhan ada dalam setiap hati kita yang mempercayai-Nya.
Tuhan ada ketika kita mengalaminya, dan Tuhan terpikirkan ketika tidak terpikirkan…….

Jumat, 07 Juni 2013

Artikelku: Asrama dan kuliah pertamaku...


Tak terasa kuliahku di Jogja sudah berjalan dua semester..
Mungkin bagiku cukup melelahkan..
Karena banyak hal yang terjadi disana..
Kuliah teologi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya, t’lah memberikan sedikit gambaran masa depanku.
Aku pengen sedikit mengingat satu tahun itu.
............................................................
Pertama kaliku datang ke Jogja dengan segala keraguan dihati,
Sedikit membuatku gugup saat itu.
Pertama kali masuk kamar asrama putra 313 rasanya kesepian banget,
Aku ingat waktu itu, hari pertama aja udah kangen rumah. Menyedihkan.
Kuliah pertamaku saat itu dimulai tanggal 28 Agustus 2012, dengan pengenalan jadwal mata kuliah semester gasal.
Mata kuliah ‘sorgawi’ itu terus menatapku. Hehe.
Kesulitan pertamaku saat itu adalah mahalnya harga buku-buku kuliahku.
Aku sampai nangis karena masalah ini, aku sudah terlalu banyak membebani seorang ibu yang berstatus single parent. Aku tak ingin menambah bebannya lagi.
............................................
Aku sadar, aku bukanlah orang yang sempurna dalam menyenangkan hati orang tuaku.
Tapi aku ingin terus berusaha bersyukur dan menyenangkan hati mereka, sekalipun hanya sedikit.
Aku bisa dan mampu seperti ini cuma karena ibu dan almarhum ayahku.
Semangat. Totalitas dalam berkerja. Gigih. Tak ingin menyerah. Egois. Ambisi.
Semua hal itu ada dipikiranku sampai sekarang.
Bahkan sepeninggal ayah, ibu rela melakukan apapun buatku, pinjam uang, jual harta benda, dan.. ah.. itu terlalu banyak.. aku tak sanggup memikirkannya..
Aku masih ingat sebelum kuliah, ibu rela menjual perhiasan pernikahannya hanya untuk dibuat cicilan uang DP laptopku.
                Aku sungguh tak ingin membuatnya kecewa, sekalipun itu sulit.
........................................
Apalah dayaku, aku cuma bisa beli buku semampuku. Satu demi satu. Aku sabar menunggu
Hmm.. yang bisa aku ingat.. aku cuma bisa berdoa pada TUHAN saat itu..
Tanggal 30 Agustus, untuk pertama kalinya aku melihat Bams samsons ada didepan mataku secara langsung.
                Konser Giving My Best(GMB) di Gpdi Sosrowijayan Yogyakarta.
Mereka tampil sangat keren. Aku bersyukur punya teman kamar yang baik seperti Onesiforus, sekalipun dia anak ingusan yang pertama aku kenal di Jogja. Haha
Tanggal 2 September, untuk pertama kalinya aku ke gereja di Jogja, di GKI Gejayan.
Dan malamnya adalah pemilihan BPH pengurus Asrama tahun 2012/2013.
Malam yang kurang beruntung bagiku. Aku mencalonkan diri sebanyak tiga kali, tapi tak ada yang berhasil. Mungkin belum waktunya.
                Untuk pertama kalinya gagal masuk pengurus selepas masa SMA.
Baru kali ini, aku ‘belum’ dipercaya oleh orang-orang disekitarku. Haha.
Selama di SMP dan SMA, entah itu digereja ataupun disekolah, aku pasti terpilih jadi pengurus inti.
Hmm.. mungkin karena mereka belum begitu mengenalku.

Kamar 313 menjadi basecamp yang cukup menyenangkan buatku,
kakak kamar: Zefanya Duta Prasetya, singkat aja, orang yang ngaku ganteng tapi kagak punya cewek.
Teman kamar: Bikha Manda, memang sih ‘agak’ ganteng, keren dan cool, tapi aku jarang melihat dia membaca buku kuliahnya, lebih sering liat dia maen laptop. Intinya, dia tu cowok yang pemalas dan suka tidur, sama kaya Yogie, sepupu ingusannya. Kalau Onesiforus.. yah udah aku jelaskan diatas.. oh ya tambahan.. dia anak cheater game yang menyebalkan, suka maen DoTa, sering ngomong2 sendiri waktu dikamar, dan yang terakhir.... hmm.. anak yang paling sering terlihat galau ketika ditolak cewek.....
Ketika ada mereka bertiga dikamar, jangan harap ada udara segar disana! Karena mereka hobby ‘bakar rupiah’.. sekalipun kami pernah bersih-bersih kamar bersama, aku bisa jamin kebersihan itu akan bertahan paling lama 24 jam, dan setelah itu.. ya tetap seperti semula. Berantakan.
Kalau bicarain tentang ketiga anak itu.. hmm.. apa ya.. Mereka kadang menyebalkan, tetapi terkadang mereka juga menyenangkan dan membantuku.
Ritual awal bulan kami adalah mengunci pintu kamar, dan menikmati ‘terang bulan’.
Kalau saja ada perhargaan kepada kamar tersolidaritas, mungkin kamar 313 akan jadi nominasinya.
Karena jikalau satu anak mau makan, pasti semuanya ikut makan. Keren kan? Emang.
Salah satu hal yang ga pernah akan tak lupain adalah kepedulian kami sebagai ‘keluarga’.
Mas Zefa sekalipun dia adalah anak Djarum Super alias djarang dirumah suka pergi, dia selalu menanyakan perkembangan kuliah adek-adek kamarnya, entah itu nilai, atau apalah.
Karena dia kakak kamar, yaa bisa dibilang dia ketua gengnya 313.
Dia pun membuat peraturan terbaik yang pernah ada. Cuma satu pasal peraturannya. Yaitu...
Pasal satu “Kamar ini tidak ada peraturan”.
Singkat. Tapi berisi.
Kebersamaan kami tidak hanya saat senang saja.
Ketika ada satu anak yang sakit, pasti dia diambilkan makan dan dicarikan obatnya. Selalu begitu.
Aku juga ingat, waktu om aku meninggal, mereka sampek rela nganterin aku ke Klaten jam 9 malam.
                Hehe. Kisah yang tak terlupakan.
Suka duka dalam kehidupan kami, tlah terlewati bersama.
Akupun berharap kebersamaan ini takkan berhenti sampai disini saja.

Retreat pertama angkatan kami saat itu tanggal 28-30 September di Pangesti Wening, Ambarawa.
Retreat yang agak asing buatku, karena dibawakan dengan suasana kontemplatif Katolik.
Jadi selama itu, kebanyakan hanya merenung dan reflektif bagi diriku.

Tanggal 30 sampai 31 Oktober adalah tanggal dimana untuk pertama kalinya aku terlibat dalam acara besar kampus, yaitu dies natalis jubelium UKDW.
Tanggal 30nya aku jadi penari etnis jawa dengan mbak Arum dan mbak Kitin(ibadah jubelium),
Terus tanggal 31nya aku jadi singer dalam konser musik jubelium UKDW 2012.
Mungkin tidak begitu sempurna, tapi itu awal yang baik buatku.

Hobby musikku disini berubah, yang biasanya jadi guitarist dan bassist, berubah menjadi drummer.
Pertama kali dipercaya oleh angkatan 2012 yaitu saat makrab, disitu kami menampilkan drama musikal sederhana dengan tema anak muda zaman sekarang.. PERCINTAAN.. hehe.
Hasilnya pun agak lumayan, walaupun ada miss sedikit dalam permainan drumku.

Dalam semester gasalku, ada satu pembinaan kampus yang tidak bisa aku lupakan, P3DM.
Yang membuat pembinaan ini spesial adalah tugas aksi sosialnya, aku jadi tukang parkir jalanan. Hehe.
Aku belajar banyak hal dalam membantu Pak Juni sebagai tukang parkir, rasa syukur, ketabahan, perjuangan serta kelembutanya sebagai seorang ayah dalam mencukupi kebutuhan keluarganya.
Tangan dan jemariku terasa sakit sekali waktu itu, padahal hanya tiga jam bekerja. Bagaimana dengan tangan pak Juni yang sudah 6 tahun bekerja ya? Pasti jauh lebih dari itu.

Pertama kali liat True Worshipper live tanggal 2 Desember 2012 di GBI Aletheia.
Sidney Mohede dan kawan-kawan. Keren abis!!

Di UKDW aku juga ikut teater kampus, namanya Terong Sidji.
Pentas pertamaku saat itu saat natal kampus tanggal 17 Desember.
Enjoy banget ikut teater ini, ga ada rasa tertekan yang cukup berarti.
Kuharap, ini cukup membekali talentaku kedepannya.

Pembinaan yang diadakan di Asrama memang sedikit melelahkan buatku, tapi sejauh ini, tak ada yang percuma begitu saja.
Mulai dari pembinaan spiritualnya ‘romo’ Stefanus, pembinaan gitarnya ‘Bang Io’, sampek pembinaan vokalnya kak Fey. Semua itu semakin menumbuhkanku sebagai anak muda calon generasi bangsa ini. Hehe.

Pelayanan musik kampusku saat itu saat ibadah paskah kampus 2013, lagi-lagi aku jadi drummer.
Aku bersyukur mereka mempercayakan aku dalam pelayanan kampus ini.
Ternyata ga gampang ya nyontoh Echa Soemantri. Hahaha.

And the last, it’s about pelayanan sekolah minggu pertamaku.
Debut guru sekolah minggu pertamaku saat itu tanggal 10 Maret 2013 di GKI Gondomanan.
Satu hal kenapa aku tertarik pelayanan ini adalah karena aku suka anak-anak kecil. Hehe.
Pelayanan pertamaku di sini adalah sebagai pemain musik.
Aku secara pribadi rindu, agar gereja ini semakin berkembang pelayanannya.
Disini aku juga merasakan gimana pusingnya menjadi guru sekolah minggu.
Cerita ga didengerin, tanya ga dijawab, de el el. Emang dasar anak kecil. Hehe.
Tetapi sejauh ini, pelayananku dibidang ini cukup menyenangkan buatku.
Aku bisa menjalaninya dengan enjoy.
Secara ga langsung, ini juga membuat pikiranku refresh lagi sebelum kembali ke kampus lagi.

Dua semester yang cukup berkesan bagiku.
Akupun sadar, banyak kesalahan yang aku buat selama itu.
Tak banyak yang bisa aku ubah, selain merenungkan dan menyesalinya.
Tetapi ketika aku kembali menatap masa depanku... aku sadar...
Mungkin tantangan didepanku nanti akan semakin banyak.
Aku tak berdoa pada TUHAN agar Dia mengurangi ujian-Nya terhadapku..
Aku cuma berdoa, agar kekuatan dan kemampuanku semakin ditambahkan untuk menghadapi semua ujian dan proses kehidupanku ini.
Be strong! Be a good person! It’s me!

Selasa, 04 Juni 2013

Artikelku: cinta monyet beta... hmm..


Pernah suatu kali beta ikut sebuah komsel atau KTB pemuda di gereja.
Mungkin yang hadir sekitar tujuh orang, dan beta adalah anak yang paling muda.
Kami didampingi seorang kakak rohani saat itu, dan beliau entah sengaja atau tidak menanyakan sebuah topik yang aneh,
“kapan kalian pacaran untuk pertama kalinya? Silahkan share satu-satu ya..” mungkin kurang lebih begitu.
Beta langsung menghela nafas sejenak karena beta saat itu adalah anak yang tertutup untuk masalah ‘begituan’.
Disitu juga hadir saudara jauhku, beta biasa panggil dia kakak, karena jarak umur kami tidak terlalu jauh.
Mas Vembry, begitu beta memanggilnya.
Setelah tiba giliran mas Vembry sharing, dia langsung menjawab dengan entengnya.. “pertama kali aku pacaran, SD.”
Sontak semua anak yang hadir tertawa terbahak-bahak. Karena rata-rata mereka baru pacaran SMP kelas 3 atau bahkan SMA. Pantas saja mereka tertawa.
Beta yang belum sharing hanya bisa terdiam dan berpikir dalam hati, “bagaimana denganku nanti? Beta mungkin akan dipermalukan lebih dari itu.”
Beta mendapat giliran terakhir, dan akhirnya tiba saatnya beta untuk sharing. Keringat beta terlihat lebih banyak dari biasanya. Puft.
“ayo nathan, share..” ada seseorang yang mendesak beta agar cepat share.
Beta hanya menjawab dengan suara lirih, “aku SD.”
Suasana menjadi hening. Sekitar 5 detik.
Lalu mereka tertawa juga dengan puas. Apalagi mas Andreas. Anjrit.
Mas Andreas dengan tertawa puasnya nyeletuk satu kalimat yang beta masih ingat sampai saat ini.
“Hahaha.. ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya!!”
                Maksudnya itu beta sama dengan Mas Vembry pacaran pertama kalinya SD.
Semua tambah ketawa tak tertahankan.
Kejadian memalukan itu beta ingat mulai saat itu. Haha. Bodoh.
Betapun baru menyadari. Tapi benar juga ya. Hehe

Beta saat SD sebenarnya tidak begitu mengerti apa itu pacaran.
Pikiran beta tentang pacaran ya cuma, pacaran itu cow cew yang saling menyukai.
Maklumlah pikiran anak SD. Hehe.
Beta ternyata baru menyadari, bahwa pacaran beta waktu SD adalah gaya pacaran anak ingusan.
Haha. Polos banget.
Sebentar, beri waktu beta untuk tertawa dulu. Hahahahaha
......................................................................
Kalau kalian baca artikel ini, beta saranin untuk membaca tentang artikel beta sebelumnya.
Yang tentang hobby beta dari kecil. Biar kalian tahu kondisinya.
......................................................................
Beta tidak tahu menahu lebih tentang ini, tapi..
Cinta monyet beta saat itu sangat berjalan dengan apa adanya.
Seperti biasa, beta sangat suka pada cewek yang pintar dan rajin.
Beta saat itu cuma tertarik pada satu cewek, namanya Elda Marjuki.
Cewek pendek dengan agak sedikit tomboy. Dan.. Oh iya satu ciri khas diwajahnya yang masih beta ingat, adalah ‘lesung pipit’ pipinya. Hehe
Pada dasarnya kami berdua adalah anak yang pemalu jika bertemu satu sama lain.
Makanya, entah itu beta ataupun Elda, pasti punya kacung langganan yang digunakan untuk pengiriman jasa.
Misal kalau Beta mau kasih Elda hadiah, beta tidak kasih secara langsung, tapi lewat temen yang jadi ‘kacung’ beta, begitu pula sebaliknya. Tapi tentunya dengan upah jajan buat si kacung.
Beta terlalu malu untuk menatap wajahnya. Ntar yang ada beta ga bisa ngomong apa-apa. Haha
Pacaran beta dengannya berjalan mungkin sekitar satu tahun lebih.
Selama satu tahun itulah gelak tawa pahit manis kami terasa.
Hubungan kami di SD saat itu sangat terkenal. Beta tak tahu mengapa.
Tapi teman-teman satu angkatan dan guru-guru beta pada tahu tentang kami..
“Gimana kagak terkenal, gue saat itu masih berprestasi renang dan akademik, sedangkan Elda itu anak yang pintar dan rajin, dengan gelar Mayoret Drumband SD.. siapa yang kagak tahu..”
“ingat, gue kagak sombong. Tapi cuma sedikit congkak. Sedikit.”
Itulah beban kami selama di SD.
Pernah suatu ketika ada kejadian yang menyeramkan sekaligus menggelikan.
Ingat, zaman dahulu beta dan Elda belum pake hape seperti anak-anak SD zaman sekarang.
Karena itu, ketika beta ingin berkomunikasi dikelas dengan dia tanpa ketahuan teman-teman sekelas...
Jalannya dan caranya cuma satu.
LEMPAR-LEMPARAN KERTAS!!
Suatu cara yang sedikit menggelikan tapi romantis. Haha
Waktu itu, guru pengajarnya bernama pak Kalis(kalau beta tidak salah ingat).
Seperti biasa, beta berkirim surat dengannya sekalipun sedang pelajaran.
Posisi duduk beta paling depan sedangkan Elda ada di baris ketiga.
Satu hal yang kadang menyebalkan dari Elda adalah, dia kadang malu untuk memanggil nama beta secara langsung. Dia biasa memberikan kode panggilan seperti contoh.. hmm.. oh ya.. “Ssst..”
Harga diri beta seperti hancur rasanya ketika dia panggil beta seperti itu. Menyebalkan.
Beberapa saat kemudian, terjadi sebuah.. yaa.. bisa dibilang kesalahan.
Karena ketomboyannya, dari belakang Elda melemparkan kertas surat itu kedepan(kearah beta), tapi pendaratannya tidak begitu sempurna, dan akhirnya kertas itu jatuh dilantai bagian depan.
                Seperti pesawat Lion Air yang tergelincir.
Sialnya lagi, pak Kalis yang datang dari luar langsung mengambil kertas itu, dan langsung membawanya kedepan meja guru. Beliau membukanya...
“Ini dari siapa untuk siapa?” tanya beliau dengan wajah yang kurang harmonis.
                Satu kelas hening sejenak. Hati beta ikut dag dig dug.
Tapi akhirnya ada beberapa anak yang menjawab,
“dari Elda buat Yonathan pak!!” jawab mereka serentak.
                Anjrit, ngapain dijawab. Makasih bantuannya.
Untungnya pak Kalis cuma geleng-geleng kepala.
Sejak kejadian itu beta evaluasi diri, apakah ada cara lain  yang lebih safety ketimbang itu. Puft.
Beta sadar, menghindari guru SD Santa Maria tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi guru kelas 6 saat itu killer semua.
Untung aja kejadian itu tak terjadi dikelas pak Afi atau bu Mary.
Bisa-bisa diumumin waktu upacara mungkin.
Krik-krik.

Kebersamaan beta dengannya tidak hanya sampai situ.
Kami saat itu juga tergabung dalam petugas upacara sekolah.
Setiap acara besar sekolah, pasti kami dicemooh dan digojloki oleh anak-anak ingusan SD itu.
karena kami selalu berpasangan saat bertugas,
beta jadi komandan peleton putra, dan Elda jadi komandan peleton putri.
Alhasil.. ya.. begitulah..

Dalam satu tahun terakhir, kami juga pernah berpisah satu kali.
Yang beta inget, Elda pernah diisukan dekat dengan dua cowok ingusan ini,
Yang satu namanya Yogya, si anak yang doyan bakpow Kimyen tapi jago sepak bola.
Yang satu lagi.. cow ingusan sotoy yang agak sedikit lebih keren dari beta, namanya Timothy.
             Untuk anak yang kedua, dia bisa dibilang.. saingan cowok keren SDku dulu..
haha. Songong.
Maklum anaknya pintar dan ganteng. Tapi sekalipun dia ingusan, dia tetap sahabat terbaikku dulu. Beta tambah jengkel, saat mengetahui dia akan sekolah di luar negeri.
Tapi kisah itu tak bertahan lama. Beta juga tak mengetahui tentang cerita ini, benar atau tidak.
Moga-moga aja tidak. Biar ceritanya kelihatan agak manis. Haha

Kalau tentang hobby beta dengannya, kurang lebih sih sama mungkin.
Suka belajar. Dan olahraga pastinya.

Beta juga inget waktu itu beta dan Elda ikut tim basket sekolah, dan kami bertanding dengan sekolah dari Tulungagung.
Secara hasil sih.. ga buruk. Tim putranya menang, dan Tim Putrinya kalah.
Hal itu menandakan kalau cowoknya keren-keren.
Mencetak 2 poin dengan hanya maen 3 menit adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi beta saat itu. Haha.
Ingat, beta tak sombong. Cuma agak congkak.

Perpisahan kami yang beta ingat saat study tour kelas 6 di WBL Lamongan.
Beta agak lupa sih detailnya gimana, tapi yang beta ingat..
Sebelum beta berpisah kami berfoto di salah satu taman di WBL.
Foto yang menggelikan bagi beta. Haha
Emang dasar pacaran ‘cinta monyet’ yang polos.
Kami berfoto berdua dengan agak sedikit dipaksa.
Anehnya adalah coba kalian liat foto kami saat itu(diatas red), kami berfoto berdua dengan jarak satu meter. Bagaikan dua anak yang bertengkar. Haha.

Setelah beta masuk SMP 1, dan dia pindah ke Blitar, semakin sulit rasanya beta berkomunikasi.
Pernah satu kali dia mengirim surat melalui temannya, mengabarkan keadaannya.
Tapi beta agak jengkel dengan isi suratnya. Hehe
Abisnya dia ngabarin kalau dia kenal cowok yang sama kerennya dengan beta.
                Dalam hati beta jengkel, emang masi ada anak keren ya disana?
Yah sebut saja namanya Vicky atau Vendy atau apalah, asal bukan Mey
                Karena dia bukan bencong. Nama malem: Mey, nama siang: Meyanto
Terus dalam suratnya dia juga bilang.. hmm pokok intinya..
“..kalau kamu pacaran, aku juga pacaran. Kalau kamu egk aku juga enggak.”
Anjrit. Makin ngenes aja beta. Setelah beta pulang dari sekolah, beta nangis. Hehe. Cowok cengeng.
Setelah itu, beta tak membalas suratnya. Bingung juga mau mbales gimana n kemana.
Karena ga ada data yang jelas.
Satu kenangan manis yang tak bisa kulupakan.

Kini beta beranjak dewasa, begitupula Elda.
Kabarnya dia sekarang sedang kuliah jurusan pendidikan olahraga. Dasar.
Tetap tomboy aja dia. Lesung pipinya pun kagak ilang. Perawakannya tetap sama seperti dulu, tapi kelihatannya dia sudah mulai sadar ada jatidiri perempuan dalam dirinya.
Feminisnya udah mulai kelihatan. Hehe.
Sedangkan beta memberanikan diri untuk bisa jadi pendeta suatu saat nanti.
Beta Cuma berharap, siapapun diri kita, dan bagaimanapun diri kita.
Jika kita mempunyai tujuan dan komitmen yang jelas. Kita pasti akan berhasil suatu saat nanti.
Amin. Cayooo!!

Senin, 03 Juni 2013

Artikelku: hobby? prestasi? aduh, jadi ga enak.


Kalau mau ngomongin masalah hobby n prestasi, gue paling semangat nih..
Entah kenapa dari dulu gue selalu ‘gerak’ kalau masalah hobby dll..
Emang dari sononya kali ye, gue musti ga bakalan diem gtu aje, masa anak jaman sekarang bisanya cuma nongkrong dibawah pohon pisang? Atau atau cuma bisa maen catur di poskamling desa? Mau jadi cowok apaan ntar..
Kalau orang tanya apa hobby gue, jujur gue jawabnya bingung,
Nih bukannya sombong yaa, (tapi dengan agak sedikit congkak) hobby gue dari yang akademik sampek non akademik semuanya ada..
Dan prestasi gue juga berkembang pastinya. Haha.
Biar agak keren dikit, kalau tentang apa hobby akademik gue, dari SD sampek sekarang pasti gue jawabnya... belajar...
                Sebenarnya gue juga gatau belajar apaan. Baca buku anak TK itu juga belajar.
                Haha. Payah.
Soalnya emang gitu sih dari dulu.
Kalau masalah akademik, gue paling bangga banget nih..
Dari SD kelas 1 sampek kelas 6, gue paling ga terima kalau nama gue ga ada di daftar peringkat 10 besar kelas..
                Haha. Songong banget.
Begitu pula setelah lulus SD, gue pada akhirnya masuk sekolah SMP favorit kota gue..
                Ga usah tanya masuknya gimana. Menyedihkan.
Kalau waktu di SMP gue belajar lebih payah lagi. Makanya gue kagak akan bahas. Next
Berlanjut ke SMA.
Sepeninggal ayah gue waktu SMP, sebenernya gue ga ada niat buat masuk sekolah favorit lagi.
Udah kaya ga mungkin lagi rasanya ngeliat kondisi hidup gue.
Tapi anehnya, TUHAN masih ngijinin gue masuk sekolah favorit. Aneh. Males baget.
Memang sih satu tahun pertama memang agak ga niat.
Tapi ga tau kesambet pak RT mana, kelas 11 n kelas 12 gue jadi niat belajar. Tobat kali.
Gue bangga banget akhirnya setelah sekian tahun ga masuk 10 besar, akhirnya masuk daftar 10 besar lagi. Bangga banget. Rasanya seperti diterima jadi anggota Power Ranger
                Meskipun gue tahu satu kelas cuma 20 anak.
Setelah gue lulus dengan nilai high down average.
Gue mutusin untuk lebih gila lagi.
Mungkin gue lagi kesambet presiden Barack Obama.
Gue mulai menentukan misi hidup yang ‘sedikit’ mulia.
Gue pengen jadi pendeta. Keren.
Bersyukurnya, sampek sekarang gue masih tetap aman di jalurnya. Kagak kepleset.
Itu tadi hobby belajar gue.

Kalau hobby n prestasi non akademik gue gatau harus mulai dari mana.
Mungkin gue mulai dari kecil aja ya.
Gue beruntung banget punya ortu yang selalu support gue, sekalipun mereka berkecukupan.
Mereka sadar kalau akademik itu hanya berguna buat hal tertentu aja.
Makanya dari TK kelas kecil, gue udah dileskan renang.
Lagi-lagi ortuku ga maen maen, mereka masukin gue di swimming club kelas prestasi.
                Yang membuat tubuhku semakin kurus tentunya.
Gimana kagak kurus, latian lima kali seminggu. Ngenes.
                Sekolah jadi tambah berat. Puft. Huft
Tapi anehnya, gue juga tetap enjoy.
Secara ga langsung hobby renang gue ini juga semakin membuat gue eksis di kalangan anak SD.
Yah maklumlah. Setelah juara swimming event, gue selalu dipanggil kedepan waktu upacara.
                Gimana. Makin eksis aja gue.Keren kan. Emang.
                Ingat, gue kagak sombong. Cuma sedikit congkak
Gue bergelut dengan dunia perenangan ini mungkin sekitar tujuh tahun selama di SD.
Prestasi terakhir yang masih gue ingat sampek sekarang adalah waktu gue kelas 6 SD, gue ikut POR SD Jawa Timur.
Waktu itu gue bersanding dengan musuh bebuyutan angkatan gue, Ganesha Bimantara.
Gue dilintasan 4. Makhluk satu itu dilintasan 5.
Sumpah gue takut banget kalau gue kalah.
Parahnya waktu dilap terakhir. Tangan gue lemes ga ada tenaga.
Sedangkan dia udah nyusul disamping gue. Anjrit.
                Penonton pun bersorak. Ayo ganesha! Ganesha, ganesha! Rudy! Ayo Anton!
                Ga ada yang nyorakin nama gue. Ngenes.
Alhasil. Dengan dorongan malaikat sorgawi. Gue dapet medali emas dengan jarak 1 detik dengan Ganesha di posisi dua. Puft.
Setelah bokap gue kagak ada. Gue berhenti dari semua prestasi itu. Gue keluar dari club.
Hobby renang gue dari SMP sampek sekarang ya cuma sebatas hobby. Paling-paling ngajarin temen gue renang atau egk apalah.
Oh ya, gue juga bersyukur banget bisa renang. Gue pernah nylametin dua anak kecil yang tenggelam. Tapi sayangnya hanya satu yang selamat. Gue merasa gagal sejak saat itu.

Selain renang, waktu gue SD, gue juga dileskan melukis.
Kalau prestasi lukisnya, jangan tanya, sama-sama berkelasnya dengan yang tadi.
                Kelas kecamatan.
Itu prestasi tertinggi gue. Sebenernya gue juga ikut lomba di Kota.
Tapi, kagak ada hasil yang optimal.

Beralih ke SMP.
Hobby non akademik gue yang paling kelihatan cuma satu. Nge-band.
Dijenjang inilah gue pertama kali nge-band.
Kalau kalian mau tanya tentang band gue, mending disimpen aja. Gue malu.
                Band SMP gue adalah band tercupu yang pernah gue temui di jagad Bimasakti ini.
                Polos. Ga meyakinkan. Dengan wajah personilnya yang innosence dan ingusan.
Haha. Sial.
Tapi gue bangga dengan band ini.
Satu tahun terakhir di SMP gue, bisa dibilang itulah masa-masa kejayaan Atlantic Band. Keren. Untuk kelas anak-anak ingusan tentunya.
Gue masih inget waktu DN sekolah gue, kita tampil dengan dandanan polos tidak jelas.
                Coba kalian bayangin ya.
Kita tampil dengan celana pendek hitam bersepatu. Atasan hem batik. Dengan tambahan dikepala kami. Yaitu... Blangkon.
Kami menyanyikan dua buah lagu. Sewu Kutho dan Stasiun Balapan dengan aransemen pop, rock dan reggae.
Kalau ga bisa dibayangin gapapa, kalau udah dibayangin. Kami yakin, kalian akan mual-mual. Seperti cheerleader yang lagi diare.
Tapi anehnya lagi, Atlantic Band justru semakin eksis dikalangan anak-anak ingusan di SMP gue.
Kepala sekolah dan satu guru SMP gue juga ikut joget didepan panggung. Kesurupan.
Kejayaan Atlantic Band ditutup saat acara perpisahan kelas IX SMP gue.
Disitu kita nyanyi lagu galaunya Ungu. Dan alhasil kami membuat ibu-ibu dan tante-tante murid mengeluarkan airmata. Hiks
                Rating sukses 99,9%.

Waktu SMA.
Gue juga tetep ngeband. Tapi kali ini lebih keren lagi.
Temen-temen band gue genrenya agak aneh, semacam reggae skandinavia rock metalist.
Mungkin campuran antara Shaggy dog, Steven Coconut Treez, Alesana dan Asking Alexandria. Mungkin begitu.
Tapi gue gamau lanjutin tentang ini. Mereka terlalu garing dan menyebalkan untuk diceritakan.
Selain band sekuler, gue juga punya band rohani gereja.
Gatau kenapa, gue enjoy banget di band ini. Mungkin karena drummernya ganteng kali ya.
                Tenang, gue bukan homo.
Bersama band ini. Gue n temen-temen jadi malang melintang di acara-acara rohani SMA atau gereja.
Sampek gue kuliah di jogjapun, gue tetep ngeband. Tapi kalau sekarang makin ga jelas.

Kalau maslah hobby olahraga, gue paling semangat.
Waktu di asrama pun, gue mendingan milih ninggalin cucian seabrek.
Demi futsal dan basket.
Gue cuma gagal satu kali kagak latian futsal. Gara-gara diare.
Prestasi?
Ga usah dicritain. Terlalu cemerlang. Ntar kepala gue tambah gede.




Satu hal lagi yang mau gue critain.
Kebanggaan gue yang terakhir ini agak nasionalis patriotis.
Waktu gue masuk SMA, gue kesambet tentara NAZI Jerman yang membuat gue pengen ikut jadi paskibra sekolah.
Ternyata ga rugi juga. Dengan susah payah akhirnya gue masuk dalam anggota organisasi paskibra sekolah SMA gue.
                Organisasi yang sangat terkenal. Dikalangan masyarakat bawah. Konon.
Di organisasi gue, gue agak sedikit payah. Jadi sie mondar mandir. Alias Sie Humas.
Alhasil gue jadi banyak ketinggalan pelajaran.
Tapi gapapa. Yang penting eksis.
Saking setianya sama organisasi gue, gue sampek lupa jadwal pelajaran setiap harinya.
Perpaduan antara insomia dengan amnesia. Ngenes.
Tapi kebanggaan gue juga tetap berlanjut.
Organisasi gue sering ikut lomba baris kreasi propinsi.
Dan hasilnya tidak mengecewakan. Gue semakin giat dan tawakal dalam organisasi ini.
Tapi imbasnya, Gue makin bertanya-tanya setiap hari nya. Perlu masuk sekolah atau tidak.

Buat kalian semua yang pada hobby ini itulah, kagak usah takut nyalurinnya ye?
Selama kalian tekun n giat dalam semua bidang. Percayalah.
Bahwa hidup kalian semua akan tetap balance dan semakin baik.
Salam musikalisasi futsalnitas!!

Refleksi: Rahasia Terbesar di Dunia


Jika aku sedih, aku akan tertawa.
Jika aku tertekan, aku akan menyanyi.
Jika aku berkelimpahan, kupikir pada masa kekurangan yang lalu.
Jika aku miskin, kupikirkan kekayaan yang mendatang.
Jika aku merasa sangat berkuasa, kucoba menghentikan angin.
Jika aku merasa terlalu percaya, kuingat kegagalan masa laluku.
Jika aku merasa tidak mampu, kuingat sukses masa laluku.
Jika aku mendapat kekayaan berlimpah, kuingat mulut-mulut yang kelaparan.
Jika aku terlalu bangga, kuingat saat-saat aku lemah.
Jika aku menikmati masa kejayaan, kuingat saat-saat yang memalukan dahulu.