Selasa, 04 Juni 2013

Artikelku: cinta monyet beta... hmm..


Pernah suatu kali beta ikut sebuah komsel atau KTB pemuda di gereja.
Mungkin yang hadir sekitar tujuh orang, dan beta adalah anak yang paling muda.
Kami didampingi seorang kakak rohani saat itu, dan beliau entah sengaja atau tidak menanyakan sebuah topik yang aneh,
“kapan kalian pacaran untuk pertama kalinya? Silahkan share satu-satu ya..” mungkin kurang lebih begitu.
Beta langsung menghela nafas sejenak karena beta saat itu adalah anak yang tertutup untuk masalah ‘begituan’.
Disitu juga hadir saudara jauhku, beta biasa panggil dia kakak, karena jarak umur kami tidak terlalu jauh.
Mas Vembry, begitu beta memanggilnya.
Setelah tiba giliran mas Vembry sharing, dia langsung menjawab dengan entengnya.. “pertama kali aku pacaran, SD.”
Sontak semua anak yang hadir tertawa terbahak-bahak. Karena rata-rata mereka baru pacaran SMP kelas 3 atau bahkan SMA. Pantas saja mereka tertawa.
Beta yang belum sharing hanya bisa terdiam dan berpikir dalam hati, “bagaimana denganku nanti? Beta mungkin akan dipermalukan lebih dari itu.”
Beta mendapat giliran terakhir, dan akhirnya tiba saatnya beta untuk sharing. Keringat beta terlihat lebih banyak dari biasanya. Puft.
“ayo nathan, share..” ada seseorang yang mendesak beta agar cepat share.
Beta hanya menjawab dengan suara lirih, “aku SD.”
Suasana menjadi hening. Sekitar 5 detik.
Lalu mereka tertawa juga dengan puas. Apalagi mas Andreas. Anjrit.
Mas Andreas dengan tertawa puasnya nyeletuk satu kalimat yang beta masih ingat sampai saat ini.
“Hahaha.. ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya!!”
                Maksudnya itu beta sama dengan Mas Vembry pacaran pertama kalinya SD.
Semua tambah ketawa tak tertahankan.
Kejadian memalukan itu beta ingat mulai saat itu. Haha. Bodoh.
Betapun baru menyadari. Tapi benar juga ya. Hehe

Beta saat SD sebenarnya tidak begitu mengerti apa itu pacaran.
Pikiran beta tentang pacaran ya cuma, pacaran itu cow cew yang saling menyukai.
Maklumlah pikiran anak SD. Hehe.
Beta ternyata baru menyadari, bahwa pacaran beta waktu SD adalah gaya pacaran anak ingusan.
Haha. Polos banget.
Sebentar, beri waktu beta untuk tertawa dulu. Hahahahaha
......................................................................
Kalau kalian baca artikel ini, beta saranin untuk membaca tentang artikel beta sebelumnya.
Yang tentang hobby beta dari kecil. Biar kalian tahu kondisinya.
......................................................................
Beta tidak tahu menahu lebih tentang ini, tapi..
Cinta monyet beta saat itu sangat berjalan dengan apa adanya.
Seperti biasa, beta sangat suka pada cewek yang pintar dan rajin.
Beta saat itu cuma tertarik pada satu cewek, namanya Elda Marjuki.
Cewek pendek dengan agak sedikit tomboy. Dan.. Oh iya satu ciri khas diwajahnya yang masih beta ingat, adalah ‘lesung pipit’ pipinya. Hehe
Pada dasarnya kami berdua adalah anak yang pemalu jika bertemu satu sama lain.
Makanya, entah itu beta ataupun Elda, pasti punya kacung langganan yang digunakan untuk pengiriman jasa.
Misal kalau Beta mau kasih Elda hadiah, beta tidak kasih secara langsung, tapi lewat temen yang jadi ‘kacung’ beta, begitu pula sebaliknya. Tapi tentunya dengan upah jajan buat si kacung.
Beta terlalu malu untuk menatap wajahnya. Ntar yang ada beta ga bisa ngomong apa-apa. Haha
Pacaran beta dengannya berjalan mungkin sekitar satu tahun lebih.
Selama satu tahun itulah gelak tawa pahit manis kami terasa.
Hubungan kami di SD saat itu sangat terkenal. Beta tak tahu mengapa.
Tapi teman-teman satu angkatan dan guru-guru beta pada tahu tentang kami..
“Gimana kagak terkenal, gue saat itu masih berprestasi renang dan akademik, sedangkan Elda itu anak yang pintar dan rajin, dengan gelar Mayoret Drumband SD.. siapa yang kagak tahu..”
“ingat, gue kagak sombong. Tapi cuma sedikit congkak. Sedikit.”
Itulah beban kami selama di SD.
Pernah suatu ketika ada kejadian yang menyeramkan sekaligus menggelikan.
Ingat, zaman dahulu beta dan Elda belum pake hape seperti anak-anak SD zaman sekarang.
Karena itu, ketika beta ingin berkomunikasi dikelas dengan dia tanpa ketahuan teman-teman sekelas...
Jalannya dan caranya cuma satu.
LEMPAR-LEMPARAN KERTAS!!
Suatu cara yang sedikit menggelikan tapi romantis. Haha
Waktu itu, guru pengajarnya bernama pak Kalis(kalau beta tidak salah ingat).
Seperti biasa, beta berkirim surat dengannya sekalipun sedang pelajaran.
Posisi duduk beta paling depan sedangkan Elda ada di baris ketiga.
Satu hal yang kadang menyebalkan dari Elda adalah, dia kadang malu untuk memanggil nama beta secara langsung. Dia biasa memberikan kode panggilan seperti contoh.. hmm.. oh ya.. “Ssst..”
Harga diri beta seperti hancur rasanya ketika dia panggil beta seperti itu. Menyebalkan.
Beberapa saat kemudian, terjadi sebuah.. yaa.. bisa dibilang kesalahan.
Karena ketomboyannya, dari belakang Elda melemparkan kertas surat itu kedepan(kearah beta), tapi pendaratannya tidak begitu sempurna, dan akhirnya kertas itu jatuh dilantai bagian depan.
                Seperti pesawat Lion Air yang tergelincir.
Sialnya lagi, pak Kalis yang datang dari luar langsung mengambil kertas itu, dan langsung membawanya kedepan meja guru. Beliau membukanya...
“Ini dari siapa untuk siapa?” tanya beliau dengan wajah yang kurang harmonis.
                Satu kelas hening sejenak. Hati beta ikut dag dig dug.
Tapi akhirnya ada beberapa anak yang menjawab,
“dari Elda buat Yonathan pak!!” jawab mereka serentak.
                Anjrit, ngapain dijawab. Makasih bantuannya.
Untungnya pak Kalis cuma geleng-geleng kepala.
Sejak kejadian itu beta evaluasi diri, apakah ada cara lain  yang lebih safety ketimbang itu. Puft.
Beta sadar, menghindari guru SD Santa Maria tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi guru kelas 6 saat itu killer semua.
Untung aja kejadian itu tak terjadi dikelas pak Afi atau bu Mary.
Bisa-bisa diumumin waktu upacara mungkin.
Krik-krik.

Kebersamaan beta dengannya tidak hanya sampai situ.
Kami saat itu juga tergabung dalam petugas upacara sekolah.
Setiap acara besar sekolah, pasti kami dicemooh dan digojloki oleh anak-anak ingusan SD itu.
karena kami selalu berpasangan saat bertugas,
beta jadi komandan peleton putra, dan Elda jadi komandan peleton putri.
Alhasil.. ya.. begitulah..

Dalam satu tahun terakhir, kami juga pernah berpisah satu kali.
Yang beta inget, Elda pernah diisukan dekat dengan dua cowok ingusan ini,
Yang satu namanya Yogya, si anak yang doyan bakpow Kimyen tapi jago sepak bola.
Yang satu lagi.. cow ingusan sotoy yang agak sedikit lebih keren dari beta, namanya Timothy.
             Untuk anak yang kedua, dia bisa dibilang.. saingan cowok keren SDku dulu..
haha. Songong.
Maklum anaknya pintar dan ganteng. Tapi sekalipun dia ingusan, dia tetap sahabat terbaikku dulu. Beta tambah jengkel, saat mengetahui dia akan sekolah di luar negeri.
Tapi kisah itu tak bertahan lama. Beta juga tak mengetahui tentang cerita ini, benar atau tidak.
Moga-moga aja tidak. Biar ceritanya kelihatan agak manis. Haha

Kalau tentang hobby beta dengannya, kurang lebih sih sama mungkin.
Suka belajar. Dan olahraga pastinya.

Beta juga inget waktu itu beta dan Elda ikut tim basket sekolah, dan kami bertanding dengan sekolah dari Tulungagung.
Secara hasil sih.. ga buruk. Tim putranya menang, dan Tim Putrinya kalah.
Hal itu menandakan kalau cowoknya keren-keren.
Mencetak 2 poin dengan hanya maen 3 menit adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi beta saat itu. Haha.
Ingat, beta tak sombong. Cuma agak congkak.

Perpisahan kami yang beta ingat saat study tour kelas 6 di WBL Lamongan.
Beta agak lupa sih detailnya gimana, tapi yang beta ingat..
Sebelum beta berpisah kami berfoto di salah satu taman di WBL.
Foto yang menggelikan bagi beta. Haha
Emang dasar pacaran ‘cinta monyet’ yang polos.
Kami berfoto berdua dengan agak sedikit dipaksa.
Anehnya adalah coba kalian liat foto kami saat itu(diatas red), kami berfoto berdua dengan jarak satu meter. Bagaikan dua anak yang bertengkar. Haha.

Setelah beta masuk SMP 1, dan dia pindah ke Blitar, semakin sulit rasanya beta berkomunikasi.
Pernah satu kali dia mengirim surat melalui temannya, mengabarkan keadaannya.
Tapi beta agak jengkel dengan isi suratnya. Hehe
Abisnya dia ngabarin kalau dia kenal cowok yang sama kerennya dengan beta.
                Dalam hati beta jengkel, emang masi ada anak keren ya disana?
Yah sebut saja namanya Vicky atau Vendy atau apalah, asal bukan Mey
                Karena dia bukan bencong. Nama malem: Mey, nama siang: Meyanto
Terus dalam suratnya dia juga bilang.. hmm pokok intinya..
“..kalau kamu pacaran, aku juga pacaran. Kalau kamu egk aku juga enggak.”
Anjrit. Makin ngenes aja beta. Setelah beta pulang dari sekolah, beta nangis. Hehe. Cowok cengeng.
Setelah itu, beta tak membalas suratnya. Bingung juga mau mbales gimana n kemana.
Karena ga ada data yang jelas.
Satu kenangan manis yang tak bisa kulupakan.

Kini beta beranjak dewasa, begitupula Elda.
Kabarnya dia sekarang sedang kuliah jurusan pendidikan olahraga. Dasar.
Tetap tomboy aja dia. Lesung pipinya pun kagak ilang. Perawakannya tetap sama seperti dulu, tapi kelihatannya dia sudah mulai sadar ada jatidiri perempuan dalam dirinya.
Feminisnya udah mulai kelihatan. Hehe.
Sedangkan beta memberanikan diri untuk bisa jadi pendeta suatu saat nanti.
Beta Cuma berharap, siapapun diri kita, dan bagaimanapun diri kita.
Jika kita mempunyai tujuan dan komitmen yang jelas. Kita pasti akan berhasil suatu saat nanti.
Amin. Cayooo!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar