Pernah suatu kali beta ikut sebuah komsel atau
KTB pemuda di gereja.
Mungkin yang hadir sekitar tujuh orang, dan
beta adalah anak yang paling muda.
Kami didampingi seorang kakak rohani saat itu,
dan beliau entah sengaja atau tidak menanyakan sebuah topik yang aneh,
“kapan kalian pacaran untuk pertama kalinya?
Silahkan share satu-satu ya..” mungkin kurang lebih begitu.
Beta langsung menghela nafas sejenak karena
beta saat itu adalah anak yang tertutup untuk masalah ‘begituan’.
Disitu juga hadir saudara jauhku, beta biasa
panggil dia kakak, karena jarak umur kami tidak terlalu jauh.
Mas Vembry, begitu beta memanggilnya.
Setelah tiba giliran mas Vembry sharing, dia
langsung menjawab dengan entengnya.. “pertama kali aku pacaran, SD.”
Sontak semua anak yang hadir tertawa
terbahak-bahak. Karena rata-rata mereka baru pacaran SMP kelas 3 atau bahkan
SMA. Pantas saja mereka tertawa.
Beta yang belum sharing hanya bisa terdiam dan
berpikir dalam hati, “bagaimana denganku nanti? Beta mungkin akan dipermalukan
lebih dari itu.”
Beta mendapat giliran terakhir, dan akhirnya
tiba saatnya beta untuk sharing. Keringat beta terlihat lebih banyak dari
biasanya. Puft.
“ayo nathan, share..” ada seseorang yang
mendesak beta agar cepat share.
Beta hanya menjawab dengan suara lirih, “aku
SD.”
Suasana menjadi hening. Sekitar 5 detik.
Lalu mereka tertawa juga dengan puas. Apalagi
mas Andreas. Anjrit.
Mas Andreas dengan tertawa puasnya nyeletuk
satu kalimat yang beta masih ingat sampai saat ini.
“Hahaha.. ternyata buah jatuh tidak jauh dari
pohonnya!!”
Maksudnya
itu beta sama dengan Mas Vembry pacaran pertama kalinya SD.
Semua tambah ketawa tak tertahankan.
Kejadian memalukan itu beta ingat mulai saat
itu. Haha. Bodoh.
Betapun baru menyadari. Tapi benar juga ya.
Hehe
Beta saat SD sebenarnya tidak begitu mengerti
apa itu pacaran.
Pikiran beta tentang pacaran ya cuma, pacaran
itu cow cew yang saling menyukai.
Maklumlah pikiran anak SD. Hehe.
Beta ternyata baru menyadari, bahwa pacaran
beta waktu SD adalah gaya pacaran anak ingusan.
Haha. Polos banget.
Sebentar, beri waktu beta untuk tertawa dulu.
Hahahahaha
......................................................................
Kalau kalian baca artikel ini, beta saranin
untuk membaca tentang artikel beta sebelumnya.
Yang tentang hobby beta dari kecil. Biar
kalian tahu kondisinya.
......................................................................
Beta tidak tahu menahu lebih tentang ini,
tapi..
Cinta monyet beta saat itu sangat berjalan
dengan apa adanya.
Seperti biasa, beta sangat suka pada cewek
yang pintar dan rajin.
Beta saat itu cuma tertarik pada satu cewek,
namanya Elda Marjuki.
Cewek pendek dengan agak sedikit tomboy. Dan..
Oh iya satu ciri khas diwajahnya yang masih beta ingat, adalah ‘lesung pipit’
pipinya. Hehe
Pada dasarnya kami berdua adalah anak yang
pemalu jika bertemu satu sama lain.
Makanya, entah itu beta ataupun Elda, pasti
punya kacung langganan yang digunakan untuk pengiriman jasa.
Misal kalau Beta
mau kasih Elda hadiah, beta tidak kasih secara langsung, tapi lewat temen yang
jadi ‘kacung’ beta, begitu pula sebaliknya. Tapi tentunya dengan upah jajan
buat si kacung.
Beta terlalu malu untuk menatap wajahnya. Ntar
yang ada beta ga bisa ngomong apa-apa. Haha
Pacaran beta dengannya berjalan mungkin
sekitar satu tahun lebih.
Selama satu tahun itulah gelak tawa pahit
manis kami terasa.
Hubungan kami di SD saat itu sangat terkenal.
Beta tak tahu mengapa.
Tapi teman-teman satu angkatan dan guru-guru
beta pada tahu tentang kami..
“Gimana kagak
terkenal, gue saat itu masih berprestasi renang dan akademik, sedangkan Elda
itu anak yang pintar dan rajin, dengan gelar Mayoret Drumband SD.. siapa yang
kagak tahu..”
“ingat, gue kagak
sombong. Tapi cuma sedikit congkak. Sedikit.”
Itulah beban kami selama di SD.
Pernah suatu ketika ada kejadian yang
menyeramkan sekaligus menggelikan.
Ingat, zaman dahulu beta dan Elda belum pake
hape seperti anak-anak SD zaman sekarang.
Karena itu, ketika beta ingin berkomunikasi
dikelas dengan dia tanpa ketahuan teman-teman sekelas...
Jalannya dan caranya cuma satu.
LEMPAR-LEMPARAN KERTAS!!
Suatu
cara yang sedikit menggelikan tapi romantis. Haha
Waktu itu, guru pengajarnya bernama pak
Kalis(kalau beta tidak salah ingat).
Seperti biasa, beta berkirim surat dengannya
sekalipun sedang pelajaran.
Posisi duduk beta paling depan sedangkan Elda
ada di baris ketiga.
Satu hal yang kadang menyebalkan dari Elda
adalah, dia kadang malu untuk memanggil nama beta secara langsung. Dia biasa
memberikan kode panggilan seperti contoh.. hmm.. oh ya.. “Ssst..”
Harga
diri beta seperti hancur rasanya ketika dia panggil beta seperti itu.
Menyebalkan.
Beberapa saat kemudian, terjadi sebuah.. yaa..
bisa dibilang kesalahan.
Karena ketomboyannya, dari belakang Elda
melemparkan kertas surat itu kedepan(kearah beta), tapi pendaratannya tidak
begitu sempurna, dan akhirnya kertas itu jatuh dilantai bagian depan.
Seperti pesawat Lion Air yang tergelincir.
Sialnya lagi, pak Kalis yang datang dari luar
langsung mengambil kertas itu, dan langsung membawanya kedepan meja guru.
Beliau membukanya...
“Ini dari siapa untuk siapa?” tanya beliau
dengan wajah yang kurang harmonis.
Satu kelas hening sejenak. Hati beta ikut dag dig dug.
“dari Elda buat Yonathan pak!!” jawab mereka
serentak.
Anjrit, ngapain dijawab. Makasih
bantuannya.
Untungnya pak Kalis cuma geleng-geleng kepala.
Sejak kejadian itu beta evaluasi diri, apakah
ada cara lain yang lebih safety ketimbang itu. Puft.
Beta sadar, menghindari guru SD Santa Maria
tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalagi guru kelas 6 saat itu killer semua.
Untung aja kejadian itu tak terjadi dikelas
pak Afi atau bu Mary.
Bisa-bisa diumumin waktu upacara mungkin.
Krik-krik.
Kebersamaan beta dengannya tidak hanya sampai
situ.
Kami saat itu juga tergabung dalam petugas
upacara sekolah.
Setiap acara besar sekolah, pasti kami
dicemooh dan digojloki oleh anak-anak
ingusan SD itu.
karena kami selalu berpasangan saat bertugas,
beta jadi komandan peleton putra, dan Elda
jadi komandan peleton putri.
Alhasil.. ya.. begitulah..
Dalam satu tahun terakhir, kami juga pernah
berpisah satu kali.
Yang beta inget, Elda pernah diisukan dekat
dengan dua cowok ingusan ini,
Yang satu namanya Yogya, si anak yang doyan
bakpow Kimyen tapi jago sepak bola.
Yang satu lagi.. cow ingusan sotoy yang agak
sedikit lebih keren dari beta, namanya Timothy.
Untuk anak yang kedua, dia bisa dibilang..
saingan cowok keren SDku dulu..
haha. Songong.
Maklum anaknya pintar dan ganteng. Tapi sekalipun dia
ingusan, dia tetap sahabat terbaikku dulu. Beta tambah jengkel, saat mengetahui
dia akan sekolah di luar negeri.
Tapi kisah itu tak bertahan lama. Beta juga
tak mengetahui tentang cerita ini, benar atau tidak.
Moga-moga aja tidak. Biar ceritanya kelihatan
agak manis. Haha
Kalau tentang hobby beta dengannya, kurang
lebih sih sama mungkin.
Suka belajar. Dan olahraga pastinya.
Beta juga inget waktu itu beta dan Elda ikut tim basket sekolah, dan kami bertanding dengan sekolah dari Tulungagung.
Secara hasil sih.. ga buruk. Tim putranya
menang, dan Tim Putrinya kalah.
Hal itu menandakan kalau cowoknya keren-keren.
Mencetak 2 poin dengan hanya maen 3 menit
adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi beta saat itu. Haha.
Ingat, beta tak sombong. Cuma agak congkak.
Beta agak lupa sih detailnya gimana, tapi yang
beta ingat..
Sebelum beta berpisah kami berfoto di salah
satu taman di WBL.
Foto yang menggelikan bagi beta. Haha
Emang dasar pacaran ‘cinta monyet’ yang polos.
Kami berfoto berdua dengan agak sedikit
dipaksa.
Anehnya adalah coba kalian liat foto kami
saat itu(diatas red), kami berfoto berdua dengan jarak satu meter. Bagaikan dua anak
yang bertengkar. Haha.
Setelah beta masuk SMP 1, dan dia pindah ke
Blitar, semakin sulit rasanya beta berkomunikasi.
Pernah satu kali dia mengirim surat melalui
temannya, mengabarkan keadaannya.
Tapi beta agak jengkel dengan isi suratnya.
Hehe
Abisnya dia ngabarin kalau dia kenal cowok
yang sama kerennya dengan beta.
Dalam hati beta jengkel, emang masi ada anak
keren ya disana?
Yah sebut saja namanya Vicky atau Vendy atau
apalah, asal bukan Mey
Karena dia bukan bencong. Nama malem: Mey,
nama siang: Meyanto
Terus dalam suratnya dia juga bilang.. hmm
pokok intinya..
“..kalau kamu pacaran, aku juga pacaran. Kalau
kamu egk aku juga enggak.”
Anjrit. Makin ngenes aja beta. Setelah beta
pulang dari sekolah, beta nangis. Hehe. Cowok cengeng.
Setelah itu, beta tak membalas suratnya.
Bingung juga mau mbales gimana n kemana.
Karena ga ada data yang jelas.
Satu kenangan manis yang tak bisa kulupakan.
Kini beta beranjak dewasa, begitupula Elda.
Kabarnya dia sekarang sedang kuliah jurusan
pendidikan olahraga. Dasar.
Tetap tomboy aja dia. Lesung pipinya pun kagak
ilang. Perawakannya tetap sama seperti dulu, tapi kelihatannya dia sudah mulai
sadar ada jatidiri perempuan dalam dirinya.
Feminisnya udah mulai kelihatan. Hehe.
Sedangkan beta memberanikan diri untuk bisa
jadi pendeta suatu saat nanti.
Beta Cuma berharap, siapapun diri kita, dan
bagaimanapun diri kita.
Jika kita mempunyai tujuan dan komitmen yang
jelas. Kita pasti akan berhasil suatu saat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar