Kamis, 15 Agustus 2013

Refleksi: inilah visi kedewasaanku sejak SMP..

Pandanganku saatku pernah tertuju kepada hal seperti ini...
Hmm.. yang aku lihat dari teman-temanku saat itu...
Mereka terkadang “buta”...
Buta akan perjalanan kehidupan mereka..
Buta akan tujuan dan masa depan mereka..
Dan terkadang mereka juga meremehkan kehidupan yang tlah terjadi..

Padahal menurutku, kehidupan itu tak semudah kita memandang sesuatu..
Kehidupan merupakan sebuah proses sebab akibat..
Mengapa demikian? Kita tahu bahwa kehidupan kita nanti, tidak terlepas dari kehidupan kita yang sekarang..
Kita melakukan apa sekarang, itulah yang membentuk kita..

Salah satu alasan itulah yang mendasari pikiranku untuk selalu serius dalam menapaki kehidupanku..
Yah sekalipun aku sering jatuh sebagai manusia..
Tapi setidaknya, aku selalu berusaha tidak main-main, dalam studi, pelayanan.. sampai yang kearah yang lebih dalam..... Cinta.....
Saat itu yang kupikirkan hanya, “aku ingin menjadi yang terbaik dimasa depanku, sekalipun kehidupan ekonomiku pas-pasan­ plus ketiadaan ayah saat itu..”
Banyak yang menguatkan komitmenku saat itu.. termasuk kata-kata seperti ini, kata-kata yang pernah kudapat dari salah seorang dari mereka...

“..apapun yang kamu miliki sekarang, mungkin apa adanya tan... tapi hasilnya nanti, ga boleh seadanya.. kalau hasilnya bisa extraordinary, kenapa harus berpikir yang ordinary?? Jangan takut dalam melangkah, jatuh mungkin adalah proses, tapi bangkit adalah sebuah pilihan.. kamu mau bangkit atau terkubur dalam kejatuhanmu itu adalah sebuah pilihan..

Inilah visi kedewasaanku sejak SMP:
1.       Tumbuhnya kesadaran bahwa kematangan bukanlah  suatu keadaan tetapi merupakan sebuah proses berkelanjutan dan secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan diri.
2.      Memiliki kemampuan mengelola diri  dari perasaan cemburu dan iri hati.
3.      Memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan mengevaluasi dari sudut pandang orang lain.
4.      Memiliki kemampuan memelihara kesabaran dan fleksibilitas dalam kehidupan sehari-hari.
5.      Memiliki kemampuan menerima fakta bahwa seseorang tidak selamanya dapat menjadi pemenang dan mau belajar dari berbagai kesalahan dan kekeliruan atas berbagai hasil yang telah dicapai.
6.      Tidak berusaha menganalisis  secara berlebihan atas hasil-hasil negatif yang diperolehnya, tetapi justru dapat memandangnya sebagai hal yang positif  tentang keberadaan dirinya.
7.      Memiliki kemampuan membedakan antara pengambilan keputusan rasional dengan dorongan emosionalnya (emotional impulse).
8.      Memahami bahwa tidak akan ada kecakapan atau kemampuan tanpa adanya  tindakan persiapan.
9.      Memiliki kemampuan mengelola kesabaran dan kemarahan.
10.   Memiliki kemampuan menjaga perasaan orang lain dalam benaknya dan berusaha  membatasi sikap egois.
11.    Memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan (needs) dengan keinginan (wants).
12.   Memiliki kemampuan menampilkan keyakinan diri tanpa menunjukkan sikap arogan (sombong).
13.   Memiliki kemampuan mengatasi setiap tekanan (pressure) dengan penuh kesabaran.
14.   Berusaha memperoleh kepemilikan  (ownership) dan bertanggungjawab atas setiap tindakan pribadi.
15.   Mengelola ketakutan diri (manages personal fears)
16.   Dapat melihat berbagai “bayangan abu-abu”  diantara ekstrem hitam dan putih dalam setiap situasi.
17.   Memiliki kemampuan menerima umpan balik negatif sebagai alat untuk perbaikan diri.
18.   Memiliki kesadaran akan ketidakamanan  diri dan harga diri.
19.   Memiliki kemampuan memisahkan perasaan cinta dengan berahi  sesaat.
20.  Memahami bahwa komunikasi terbuka adalah kunci kemajuan.


Yah.. mungkin belum semuanya kulakukan.. dan mungkin banyak kalimat-kalimat ini, ada yang bukan seutuhnya dari pikiran kecilku... yang kutahu, aku hanya ingin berubah menjadi lebih baik dari yang sebelumnya... karena roda masa depan kehidupanku, bergantung pada kebijaksanaan yang aku miliki sekarang ini.............

2 komentar:

  1. Hmm cocok bsa jdi motivasi nih bro ayahku jga sdah tidak ada :) lnjutkan smoga sukses dlam sgala hal (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe.. aku cm pgen bantu temen2 yang sama seperti aku atau mungkin lebih buruk kondisinya daripadaku.. waktu memang ga bisa diulang, waktu hanya bisa ditapaki dengan bijak :) God bless u bro

      Hapus